Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Budaya Mengagumkan di Samudra Hindia

Kompas.com - 13/10/2012, 08:24 WIB

KOMPAS.com — Pulau Nias terletak di Samudra Hindia, sebelah barat Pulau Sumatera. Pulau indah dan mengagumkan ini dikelilingi sekitar 27 pulau kecil di mana baru 11 pulau di antaranya yang sudah berpenghuni, termasuk Pulau Nias, Pulau Simeuleu, Pulau Mentawai, dan Pulau Enggano. Lokasi persis Pulau Nias berada sekitar 125 km dari pantai barat Sumatera.

Memiliki luas sekitar 5.000 km persegi, Pulau Nias merupakan yang terbesar di antara pulau-pulau di sekitarnya. Gunungsitoli adalah ibu kota Nias di mana di sini tersedia fasilitas bagi Anda yang ingin menjelajahi kemegahan alam dan budaya Nias. Di kota ini pula ada Museum Pusaka Nias yang menyimpan sekira 6.500 koleksi benda budaya peninggalan masyarakat Nias.

Pulau sepanjang 130 km dengan lebar 45 km ini seolah terasing keberadaannya. Hanya sedikit kapal dagang berlabuh di pulau ini karena memang dilarang. Pihak berwenang akan segera memerintahkan kapal dagang yang mendekat untuk membelok ke pelabuhan di Padang atau ke pelabuhan di Bengkulu. Oleh karena itu, berkunjung ke Nias serasa menelusuri kehidupan masa lalu, di sana waktu seakan berhenti dengan budaya dan tradisi yang masih bertahan lestari.

Penduduk Pulau Nias tersebar di sekitar 650 desa, tetapi banyak dari desa-desa tersebut termasuk sulit dapat dijangkau melalui darat karena medannya yang berat. Upaya pembangunan infrastruktur di kawasan ini harus berhadapan dengan bentuk permukaan tanah yang labil. Jalanan yang baru dibangun biasanya hanya akan berumur pendek karena tanah selalu melesak ke bawah.

Pulau Nias dihuni masyarakat yang hidup mandiri sejak berabad-abad yang lalu. Kebudayaan mereka yang masih terjaga keasliannya dari pengaruh luar telah memikat wisatawan mana pun yang menyambanginya. Dalam bahasa setempat, orang Nias menamakan diri mereka sebagai ono niha, di mana ono artinya anak atau keturunan, sedangkan kata niha memiliki arti manusia. Pulau Nias kadang disebut juga sebagai tanö niha, di mana kata tanö bermakna tanah.

Nias terkenal di dunia dengan budaya batu dan selancarnya. Salah satu yang tersohor dari atraksi budaya batu ini adalah lompat batu, yaitu pemuda lokal setempat melompati sebuah dinding batu setinggi 2 meter. Sebagai lokasi selancar dunia, Pulau Nias sebanding dengan Hawaii dengan kepemilikan ombak besar yang memikat pehobinya. Pulau Nias juga sempat menjadi tuan rumah Indonesian Open Surfing Championship yang berlokasi di Pantai Lagundri.

Fahombe atau tradisi lompat batu di Pulau Nias lahir dari kebiasaan berperang antardesa masyarakat Pulau Nias. Tradisi tersebut dahulu dikhususkan sebagai persiapan perang di mana setiap desa biasanya membentengi diri dengan pagar bambu setinggi 2 meter sehingga para pria desa dilatih untuk bisa melompati pagar tersebut melalui latihan melompati batu. Ini juga sekaligus sebagai sarana uji keberanian dan kedewasaan seorang anak laki-laki di Pulau Nias.

Nias merupakan tanah kuno. Tidak ada yang tahu persis sudah berapa lama masyarakat aslinya hidup di sini. Menurut legenda setempat, kehidupan di Pulau Nias berasal dari Sungai Gomo di mana menjadi mula keturunan 6 dewa dan peradaban manusia.

Oleh karena itu, masyarakat Nias menyebut diri mereka ono niha atau anak masyarakat. Persebaran masyarakat dimulai dari Nias Tengah kemudian berpindah ke utara dan selatan dengan mengembangkan bahasa, adat istiadat, dan seninya masing-masing. Diperkirakan manusia di Pulau Nias sudah ada sejak 30.000 tahun lampau.

Secara tradisional, desa-desa di Pulau Nias dipimpin kepala desa yang memimpin dewan sesepuh. Di Nias masih banyak terdapat desa-desa adat di mana yang menonjol dari desa-desa adat itu adalah penataan arsitekturnya, baik lanskap maupun bangunannya. Dulunya setiap desa dipimpin oleh seorang raja.

Masyarakat Nias menganut sistem hierarki dengan kasta tertinggi yang ditempati bangsawan, diikuti masyarakat biasa. Suku Nias menerapkan sistem marga mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-marga umumnya berasal dari kampung-kampung permukiman yang ada.

Suku Nias mengenal sistem kasta (12 tingkatan kasta) di mana tingkatan kasta tertinggi adalah balugu. Untuk mencapai tingkatan ini, seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi dalam pesta selama berhari-hari.

Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat yang diwarisi dari budaya pejuang perang. Oleh karena itu, masyarakat dan budaya Nias sampai saat ini mampu bertahan dari serbuan budaya asing. Budaya pejuang Nias telah berlangsung selama berabad-abad ketika desa-desa di sini mendeklarasikan perang satu sama lain. Dahulu peperangan antardesa atau antarsuku berlangsung karena terprovokasi oleh rasa dendam atau masalah perbudakan.

Selain lekat dengan budaya pejuang, masyarakat Nias juga sekaligus masyarakat petani. Mereka menanam ubi, jagung, dan talas untuk memenui kebutuhan hidupnya. Hewan babi, selain menjadi hewan ternak, juga menunjukkan status seseorang karena semakin banyak seseorang memiliki babi maka semakin tinggi pula kedudukannya dalam masyarakat desa.

Pulau Nias bukan tanpa catatan sejarah karena sesungguhnya pulau mengagumkan ini pernah masuk dalam catatan pedagang China, Portugis, dan Arab. Dahulu Pulau Nias dikenal sebagai asal diperolehnya para budak yang kemudian diperjualbelikan oleh Kerajaan Aceh, pedagang Portugis, dan pedagang Belanda. Bahkan, hingga abad ke-19 Nias masih dikenal dunia luar sebagai lokasi perdagangan budak.

Pemerintah Hindia Belanda menguasai Pulai Nias tahun 1825. Meskipun sebenarnya sebelum itu pulau ini telah berhubungan dengan dunia luar, kebudayaan tradisional tetap utuh secara menakjubkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Travel Update
Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Travel Update
TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

Travel Update
Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com